Na's POV
Klotak… klotak…
Suara gigiku beradu tanpa henti.
Enggan rasanya keluar dari kehangatan selimut dan sleeping bag. Tapi, aku tak boleh egois. Aku harus segera memulai
pendakian ke puncak.
“Ayo, Na! kita harus segera
bergerak!” suara Kak Tanjung, pendampingku.