Minggu, 12 Juni 2016

My Rock and Roll Lecturers

I thought, I should stop talking about love. Because love isn’t fun when the other side doesn’t feel the same. There’s nothing romantic about one sided love. And after all these years, just now I realized that fact. So good bye an unrequited feeling  ~. I’ve had enough of you. So I’ll talk about my nearly end college life.

This semester, I met three rock and roll lecturers. Namely Mr. Irwan, Mr. Baros and Mr. Yogi. I wonder, did my department purposely hid them to surprised us in 6th semester. They are the true lecturer. They gave us something that couldn’t found anywhere else. Knowledge, motivation, paradigm and wisdom.


In the next post, I’ll try to rewrite what they told me

Jumat, 03 Juni 2016

Party at my place. You’re not invited.

Semalem Ai, Mba Dilla dan Mba Nur ngumpul ditempat Ai. Judulnya sih party, tapi sebenernya nggak semewah itu. Cuma ice cream home made dan sebotol soda yang ngebikin party ini lebih meyakinkan. Tapi siapa yang tahu, kalau acara kongkow kita berubah jadi adegan brutal cewek cewek yang bertengkar.

Pertamanya sih kita foto-foto biasa, mamam ice cream, minum soda, mamam camilan de el el. Nah tiba-tiba Ai nyeletuk kalo Mba Dilla lagi di deketin mas mas. Waaah, langsung panas nih. Karena Mba Dilla nggak mau cerita, hapenya Mba Dilla langsung Ai samber. Ini nih permulaan pertarungan panas diantara kita.

Mba Dilla yang takut rahasia kebongkar ngerebut hape dia dari Ai. Oh my god, sumpah, Ai takut banget. Secara Mba Dilla bodi nya lebih keren dibandingkan Ai yang kurus kerempeng ini. Taman pikir-pikir lagi langsung deh hapenya Ai kasih ke Mba Nur. Terus Mba Nur rebutan sama Mba Dilla. Sampai teriak-teriak gitu. Duuuh, Ai jadi malu sama tetangga sebelah.

Diantara adegan rebutan itu, Ai coba bantuin Mba Nur. Eh, malah ditendang ama Mba Dilla. Ya Allah, ampunilah Mba Dilla Ya Allah. Karena Ai yakin kalau Ai ikutan rebutan bakal ngga ada efeknya, akhirnya Ai lebih memilih menyelamatkan barang-barang lain disekitar mereka seperti gelas yang berisi soda, ice cream yang masih sisa, wafer-wafer tak berdosa.

Sumprit, Ai yakin wajah Mba Dilla pas itu ngeri banget. Orang kalo dia diem nggak ngapa-ngapain wajahnya jutek banget, apalagi kalo lagi marah. Ya Allah, Ai kasihan sama Mba Nur yang jadi bulan-bulanannya Mba Dilla.

Sesudah mereka tarik-tarikan selama 15 menit, sepertinya Mba Nur mulai menyerah. Ai akhirnya keluar kamar dan ngambil hapenya dari Mba Nur. Secepat kilat. Biar Mba Dilla ngga bisa ngikutin. Setelah hape ada di tangan Ai, Ai kunci kamarnya. Alhamdulillah, ada waktu beberapa detik buat bernapas.

Habis Ai melarikan diri, Ai bantu Mba Nur juga buat keluar kamar. Terus kita kunci lagi tuh kamarnya. Ini kesempatan emas untuk kita buat buka buka watsap nya Mba Dilla. Hohoho. Ada chat dari mas X, mas Y dan mas Z. Kita buka tuh satu satu. Tapi jujur Ai ngerasa nggak enak, soalnya ini kan ngelanggar privasinya Mba Dilla. Dan di dalem, tampangnya Mba Dilla angker banget. Jadi makin ciut lah hati Ai.

Tiba-tiba Mba Dilla gedor-gedor pintu. Oh meeen. Bisa-bisa pintu kosan Ai jebol nih. Padahal bentar lagi Ai pindah kosan. Kan ngga enak sama Ibu Kos. Ai dan Mba Nur memutuskan untuk membuka pintu, karena Mba Dilla makin nggak terkontrol. Nanti kalau Mba Dilla ngamuk beneran bisa hancur kamar Ai.

Kita balikin tuh hapenya Mba Dilla. Tapi Ai sama Mba Nur ga berani deket-dekeet. Horor banget men. Sebisa mungkin Ai ngerayu Mba Dilla biar dia nggak makin naik darah. Nggak asyik banget kan kalo persahabatan kita yang udah bertaun-taun ini putus gegara masalah rebutan hape. Sumpah, nggak cucok boy.

Ai kipasin Mba Dilla, tuangin minum biar dia mereda. Tuangin minumnya ke gelas lho ya. Bukan ke kepalanya Mba Dilla. Entar Ai pulang tinggal nama kalo gitu.

Akhirnya setelah beberapa saat Mba Dilla udah agak tenang dan mulai cerita tentang mas-mas itu. Habis Mba Dilla cerita, sasaran beralih ke Mba Nur yang dulu sering php cowok. Dulu sih, kalo sekarang nggak. Nggak tau maksudnya.

Ai buka-buka tuh hapenya Mba Nur. Mulai dari line, bbm, dan watsap. Awalnya Mba Nur panik-panik gimana gitu. Mungkin gegara capek habis rebutan sama Mba Dilla, di buka lah sosmed-sosmed itu tanpa perlawanan. Emang banyak sih kontak cowoknya. Hohoho.

Lalu Ai jadi sasaran berikutnya nih. Untung kaga ada yang aneh-aneh. Chat dari si masa lalu udah Ai hapus semua. Dalam hati Ai bersyukur. Aman-aman. Rahasia Ai aman. Kalo terbongkar yakin lah sudah Ai bakal jadi bulan-bulanan.

Makin malem, makin lucu aja obrolan kita. Dari pengalaman dirayu sama agen-agen MLM sampai kejadian lucu di sekitar kampus kayak abang-abang dari MIPA yang jatuh ditabrak motor tapi malah ditinggal ama temennya. Alhamdulillah malam ini berakhir dengan banyak canda dan tawa ^___^

Moral story:
Kalau ada cewek yang lagi berantem, nggak usah ikut-ikutan. Selamatkan saja barang-barang yang ada disekitar mereka, mereka akan bersyukur nantinya.



*nama yang digunakan bukan nama sebenarnya

Kamis, 02 Juni 2016

#01 Catatan Move On: Tak kan Kubiarkan Kalian Memilih

Tiga tahun sudah aku menyukaimu. Tanpa sekalipun kau sadari. Memang itu semua salahku sampai-sampai kau tak mengetahui apapun. Aku terlalu menjaga jarakku, menutupi perasaan ini dengan selimut nyaman bernama pertemanan.

Aku rasa tiga tahun sudah lebih dari cukup. Enough is enough. Ini saatnya aku mengejarmu dan membuka semua tabir perasaanku atau melepaskanmu.

Aku telah memilih.

Untuk melespakanmu.

Alasannya?

Ada orang lain yang menyukaimu lebih dari rasa sukaku padamu. Itu salah satunya. Terlebih pengagum rahasiamu yang lain itu adalah sahabatku dekatku.

Aku tak tertarik dengan persaingan sehat atau omong kosong semacamnya. Karena aku tak ingin memaksanya untuk memilih antara aku atau dirimu. Aku pun enggan membuatmu memilih antara aku dan dirinya.

Biarlah aku mengalah. Karena aku menyayangi kalian berdua lebih dari apapun. Kebahagiaan kalian adalah kebahagiaanku.

Kebahagiaanku?

Itu urusanku.

Aku yakin, aku mampu menemukan bahagia dengan versiku.


Meski tak bersamamu.