Minggu, 19 Mei 2013

Pilihan

Buat orang yang masih menantiku,

Ya, kamu yang katanya mulai menyukaiku dua tahun lalu. Cowok kedua yang menyatakan rasa sayang padaku dua kali. Dan mungkin satu-satunya yang belum menyerah walau aku telah menolakmu dua kali. Hmm... Such a fighter :)

Aku bakal bohong kalau aku bilang 'kau menyebalkan'. Aku senang, itu lah yang sebenarnya kurasakan. Bagaimana tidak? Perlakuanmu membuatku merasa lebih beharga. Karena kau masih berjuang untuk mendapatkanku. Walaupun aku sadar bahwa aku tak pantas untukmu.

Dan aku tak tahu langkah apa yang harus kupilih tentang hubungan kita. Aku takut. Bukannya karena aku takut untuk jatuh cinta padamu. Aku tak peduli pada harga diriku jika hal itu terjadi. Namun, aku takut jika harus menyakitimu. Kau orang yang baik. Kau tak berhak menerima lebih banyak luka.

Pilihan pertama, aku menerimamu untuk menjadi seseorang yang spesial dalam hidupku. Tapi aku tak siap dengan konsekuensinya. Aku akan melanggar janjiku, mengecewakan Ibuku --kau tahu benar tentang hal ini--, dan mempersulit hidupmu --dengan tindakan ayahku--. Aku akan membebaskanmu dari rasa sakit, bila nantinya aku benar-benar mencintaimu. Jika hal sebaliknya terjadi, aku akan menyakitimu lebih dalam dari sebelumnya.

Pilihan kedua, aku menolakmu habis-habisan, menyuruhmu untuk berhenti mengharapkanku, menjauh darimu. Aku juga tak ingin melakukan ini. Persahabatan yang kita bangun sangatlah penting bagiku. Aku tak berani merusaknya dengan penolakanku. Sekali lagi, aku tak ingin menyakitimu.

Sedari awal, aku selalu bilang bahwa aku tak ingin menyakitimu. Munafik sekali, bukan? Kau pasti akan menjawab, 'Laki-laki harus terbiasa dengan beragam luka. Itulah yang membuat kami kuat. Aku harus melindungi wanitaku, kan?'

Mungkin saja aku telah menyakitimu berulang kali. Mungkin juga kau 'sembuh' lebih cepat dan membuatku tidak menyadarinya.
Kau tak pernah benar-benar menceritakan apa yang terjadi pada dirimu :(

Mungkin pilihan ketiga terlihat lebih baik. Pilihan yang sangat egois. Menunggu.

Menunggu mungkin dua atau tiga tahun lagi. Menunggu hingga aku cukup dewasa untuk mengambil keputusan. Menguji cintamu... Akankah tetap bertahan di masa penantian? Menunggu pilihan hatiku.

Sanggupkah engkau? Untuk menungguku?

2 komentar:

  1. And the reality tell that actually I dunno you so well, huh? Sorry, as a bestfriend maybe (I consider you as my besties of course) I'm too dense, ne? I really dunno if you're in trouble, not just this above. Everything. Umm, maybe I'm too egoist, ne? Yeah, such a big brat. Then I always make you solve my problem, ne? Or I force you to do that? I'm sorry, deep of my heart I say I'm sorry for make you feel annoyed maybe? For listening all my problem without realize that you also have a problem. Hontou ni gomenasai.


    P.S: Sorry again if I talk too much. Well, blame me for thought too far about this. I just want to apologize.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kukira kamu udah lupa sama keberadaan blog ini gegara kesibukanmu yang segudang :)

      You're my best friend, dear. Always, forever, *I don't know which is longer :D

      Ada banyak hal yang nggak kamu tahu, Sayang. Bukan karena aku nggak percaya sama kamu. Yah, saya memang introvert *bahkan Ummi saya, Amachan, Uru Nee-chan, nggak tau masalah ini*. Lagi pula kamu juga bukan orang yang tepat buat sharing masalah beginian *deal with it*

      Saya pun nulis ini supaya 'dia' yang disana tahu. Kalau bukan cuma dia yang ngerasa sedih. Supaya dia mengerti. Karena saya udah capek ngejelasin lewat sms.

      Nggak perlu minta maaf. Saya seneng kok kalau saya bisa ngebantu *Hearing your sigh of relief, your cheerful voice, watching your smile, is enough to pay my consultation time ^^*
      So, jangan takut atau ngerasa bersalah kalau mau cerita sama saya.

      Don't think too much! We must focus to reach our dreams, key?

      Hapus